To know oneself the troubled times is to know trouble in one's mind to go along with the insanity is unthinkable, yet if one does not, one finds no share, and so starves at last. Yet thus is God's will: happy perhaps are those who forget themselves, happier still those who are aware and careful. That's just a saying, fact is he really wants it. Ain't that right, Paman Dhoplang?" "True enough, who say that." But within truly it could be no more different. What's an old man to do. Only to retreat, to find the mercy of God.
from ‘Sinom’ in ‘Serat Kalatido’ chapter VIII
Jujur, bukan karena genit-genitan – atau bahkan gagah-gagahan - semata waktu aku mencoba menyajikan salah satu karya Ki Ronggowarsito ini dalam bahasa Inggris. Saat aku mewujudkannya dalam tindakan menulis banyak alasan, ide, dan harapanku yang tersimpan bersama kata-kata yang ada di sana.
Diantaranya, supaya makna dan amanah yang ada dalam tembang itu bisa dimengerti oleh lebih banyak kerumunan individu, bahasa Inggris ‘kan, bahasa internasional. Hmmm, banyak sih latar belakang aku melakukannya. Tapi yang paling ‘dekonstruktif” adalah karena aku sedang jenuh dengan bahasa Indonesia.